bila mata diberi izin memandang, wajahmu yang cuba aku bayang namun sekali angan yang terawan kian menghilang, bibir pula bakal menutur bicara, bicara yang tak mungkin sempurna, seakan cinta yang cuma bertepuk sebelah tangan saja sedangkan di pihak yang lain, aku tidak ada ertinya dan aku sama saja seperti temannya yang lain, menjadi peneman dikala kesunyian..kau tak sedikit pun kejam namun aku yang terlebih, aku merasa damai saat mana kita berdua bersama sedangkan kau dan aku cuma temanan, namun kekadang aku langsung tak diperlukan.
kebodohan diri ini cuma satu, memasang angan yang tinggi sedangkan diri masih terumbang ambik dinegeri sendiri, negeriku masih kelam tanpa bintang namun rembulan pula yang cuba aku kejarkan,, tak sedikit aku merasa bersalah saat mana bintang yang cuba bergemerlapan aku kikis kerna ghairahku merindui rembulan.. elokku kini mengejar kaca nun jauh disana sedangkan berlian terserlah di depan mata..
No comments:
Post a Comment